Kamis, 25 November 2010

hadiah hadiah terindah


Selamat Hari Guru……………………

Aku terbangun dari tidurku karena sebuah kecupan. Setangkai mawar merah menyambut ku diikuti dengan ucapan “ Selamat Hari Guru Sayang……Semoga sayangku bisa selalu menjadi guru yang dibanggakan, yang disayangi dan selalu dirindukan oleh murid muridmu. Aku segera bangun dan menyelesaikan tugas pagiku. Shallat Subuh, memandikan kedua buah hatiku serta menyiapkan sarapan pagi untuk mereka.

Seperti biasa kami berangkat bersama dengan putra putriku dengan menggunakan sepeda motorku. Pukul 6.30 kami sudah tiba disekolah.

Kebiasaanku setiap hari menyapa orang orang disekelilingku dengan ucapan “awali hari dengan senyum dan tetap semangat” kali ini aku menyapa teman temanku dengan “ Selamat Hari Guru”…..

Pukul 7.15 bel berbunyi pertanda anak anak harus segera masuk kelas. Setelah berbaris mereka segera masuk keruang kelas dilanjutkan dengan membaca ikrar dan doa sebelum belajar.
Subhanallah….. Setelah membaca doa mereka menghampiriku untuk memberikan ucapan “ Selamat Hari Guru Ms……..”

Guru Sering kali panggil dengan “Pahlawan tanpa tanda jasa” ini menggambarkan bahwa pengorbanan yang tulus yang diberikan oleh sang guru demi terbentuknya manusia yang berkualitas, dan memberikan bekal pada generasi penerus untuk memajukan diri,agama,  keluarga, bangsa dan Negara kita ini
Setiap tanggal 25 Nopember bangsa Indonesia merayakan Hari Guru yang bertepatan dengan ulang tahun PGRI (Persatuan Guru Republik Indnesia)

Seorang  guru seharusnya menjadi seseorang yang dapat digugu dan ditiru. Guru bukan hanya seorang yang berdiri didepan kelas dengan membarikan tekanan-tekanan kepada para siswa, guru bukan juga seseorang yang bekerja hanya sekedar untuk mencari upah saja. Namun Guru adalah seluruh aspek kehidupan, orang yang pantas menjadi teladan bagi anak, keluarga, murid serta masyarakat.

Kepada teman teman guru, marilah kita tingkatkan kualitas diri karena akan mustahil kualitas pendidikan meningkat apabila kualitas gurunya rendah. Marilah kita menjadi guru yang cemerlang demi kemajuan bangsa dan Negara kita tercinta.
Terima kasih Kepada Yayasan Dian Didaktika yang selalu memacu kami untuk menjadi guru yang profesional.


by : setyowigati





Goresanku...


Takdir Cinta

Kututup mataku
dari semua  pandanganku…………
Bila melihat matamu, ….
kuyakin ada cinta ketulusan hati
yang mengalir lembut…

Penguasa alam…
tolonglah pegangi aku…
Biar ku tak jatuh pada sumur dosa
 yang terkutuk dan menyesatkan cintaku….

Andai aku bisa…
lebih adil pada cinta kau dan dia…
Aku bukan nabi yang bisa sempurna
Ku tak luput dari dosa….

Biarlah ku hidup seperti ini,
 takdir cinta harus begini…
Ada kau dan dia bukan ku yang mau,
oh Tuhan tuntunlah hatiku.

Lagu yang dilantunkan oleh Rosa berhasil membuat Tya hanyut didalamnya, tak terasa air mata Tya menetes membasahi foto yag sedang ia pandangi. Foto ia bersama sahabat lamanya.

Kedua foto itu memang memiliki banyak arti dalam hidup Tya. Fikirnya pun melayang pada masa lalu.
 20 tahun yang lalu, kedua insan manusia yang bersahabat penuh ketulusan.

Pertolongan dan bantuan yang diberikan saat itu terasa begitu tulus….hanya karena tidak mau melihat seseorang tersesat dan kemalaman dijalan, dengan tangan terbuka Azhar menawarkan tempat singgah untuk bermalam pada tya dan kakaknya. Hutang budi yang sangat besar memberi pelajaran pada Tya bahwa masih ada di dunia ini orang orang yang tulus tanpa balas jasa.

Beberapa bulan kemudia datanglah seorang teman tya memberikan selembar foto dan secarik kertas putih yang berisi tulisan tangan yang begitu indah dengan kata-kata yang begitu indah pula. Begitu banyak pujian dan kekaguman yang ia tuliskan tentang Tya. Namun ada satu pertanyaan yang belum sempat terjawab, karena saat itu Tya masih harus menyelesaikan kuliahnya dan saat itu mereka masih terlalu belia, belum mengerti apa arti cinta

Beberapa tahun kemudian…, 23 Februari 1996, Tya mencoba mencari pujaan hatinya untuk sekedar menjawab pertanyaan itu, namun Allah berkehendak lain ia sangat sulit menemukan pujaan hatinya….ia mencari ke kota di mana mereka pernah bertemu, namun itu hanya sia sia……sang arjuna sudah pergi untuk mengejar impiannya.

Dengan kekuatan tekat dan cintanya Tyapun pergi ke pulau Dewata untuk menemui sang arjuna. dengan berbekal harapan, namun itupun sia sia, Tya tidak dapat bertemu dengan pangeran impiannya, karena ia sedang berada dikampung halamannya.

Beberapa hari kemudian pangeran impiannya menemuinya, namun hanya dengan suara saja . Dalam cakapnya ia berkata
Bahwa kini ia telah ada yang punya. Dengan ketulusannya Tya berusaha menerima dengan lapang dada, namun tak sepatah katapun yang dapat terucap dari bibir Tya saat itu, hanya tangisan dalam hati yang dapat mewakili perasaannya diiringi dengan doa yang selalu menyertainya Semoga kamu bahagia bersamanya

Untuk melupakan Azhar, Tya melanjutkan kuliahnya kembali, sampai akhirnya Tya menemukan pendamping hidup yang sangat baik dan sempurna.


Delapan belas tahun telah berlalu….(28 Juni 2008) Tya masih mencari pujaan hatinya untuk sekedar dijadikan sahabat….. ia pergi ke kota di mana mereka bertemu dulu Yogyakarta…. Akhirnya….sebuah no hp ia dapatkan, melalui kakak iparnya. Sujud syukur kepada Allah ia masih bisa mendengar suara pangeran impianya. Ketika sang arjuna berkataaku sedang mengantar anak-anak sekolah bertambah kekaguman padanya ternyata ia begitu menyayangi anak-anaknya. Ya Alloh berilah kebahagiaan pada keluarga mereka pintanya dalam setiap doa.

Setahun kemudian….(30 Juni 2009 – 2 Juli 2009)
Rasa ingin bertemu, Tyapun kembali kepulau Dewata, namun rasa kecewa yang ia dapatkan… ternyata, sang arjuna sedang tidak ada disana, namun Tya bisa memahaminya kini dia sudah ada yang punya.

Lima bulan kemudian…Sebuah SMS diterimanya, hanya pertanyaan singkat saja Apa kabar Tya dan keluarga? jawaban singkatpun dikirimnya Alhamdulillah baik.” sesaat kemudian tanpa disangka HP pun berdering suara yang sudah lama tidak ia dengar…, kini terdengar lagi namun dengan kabar duka “ Tya, Aku sekarang sendiri Langit bagaikan runtuh ketika mendengar kabar tsb, Tya duduk terkulai lemah….” Ya Alloh jangan kau biarkan orang yang pernah kucintai menderita…telah kurelakan dia untuknya……”. Sulit rasanya membendung air mata bagi Tya saat ia mendengar kabar tersebut.

Pagi itu 18 December 2009 tepat pukul 05.25 bertepatan dengan Tahun Baru Islam sebuah SMS masuk Alhamdulillah salah satu bulan Asyhurul hurum (bulan terhormat) telah datang…bulan mulia…Muharam…Ya Allah, diawal tahun yang baru ini muliakanlah  saudara hamba ini dihadapan-Mu. Dan ampunilah  segala kesalahannya. Amin.” “Ya Alloh…. Orang yang sedang menderita malah memberikan doa untukku…. Aku malu menerima doa itu, seharusnya aku yang mendoakannya dan aku yang harus menghiburnya…tapi aku tak punya keberanian untuk menghubunginya, karena aku takut mengganggunya”. Guman Tya lirih

Selasa 22 Desember….Hari itu Tya sedang tidak sehat, suhu badannya  tinggi. ketika sang kakak mengajak berlibur ke Yogyakarta Tyapun menolaknya.

Pagi itu….Rabu 23 Desember 2009 tanpa diduga sebuah SMS masuk lagi tepat pukul 09.55,” Asskum…hr ini aku dah diperjln ke jogja…doakan ya” saat itu pula Tya memutuskan untuk menemuinya, walaupun kondisi kesehatannya tidak memungkinkan, tapi Tya harus menemuinya untuk sekedar menghiburnya,” paling tidak aku bisa dijadikan  teman untuk  sharing, karena aku yakin dia sedang butuh seseorang untuk berbagi.” Gumam Tya dalam hati.

Jum’at 25 Desember 2009
Dua puluh tahun telah berlalu…. Mereka kembali bertemu dikota yang sama Yogyakarta…, kali ini Tya tak berani menatapnya…ia takut….namun tanpa disengaja sempat Tya melihat wajahnya ,kebiasaan lama “Mengulum bibir” masih ada. “Ya Robby…mimpikah aku melihat lelaki dihadapanku ini? Ia masih lembut dan begitu penyayang……..begitu lembutnya ia perlakukan putrinya. Dan…..mengapa hati ini sangat tertarik pada putrinya? Ingin sekali aku memeluk gadis kecil itu…,tapi aku harus berusaha untuk menahannya. Perasaan apa ini ya Alloh……” gumam Tya dalam hati

Setelah bernostalgia beberapa saat azharpun mengajak Tya menemui kakaknya di sebuah restaurant miliknya.
Dalam perjalanan menuju “BW” azhar bercerita tentang tukang becak yang menjadi temannya…YA Alloh ia masih seperti dulu begitu merakyat dan sederhananya…” bisik Tya dalam hati. Azhar juga bercerita tentang kegigihannya menjalankan usaha ketika masih SMA dulu, dan ada satu kata yang Tya sangat suka darinya “ Aku sangat mementingkan pendidikan anak” .“Tuhan…jangan biarkan kekaguman ini berlanjut ya Allah…” Pinta Tya dalam hati.

Sejak saat itu mereka selalu berhubungan lewat telp dan juga SMS, Azharpun selalu minta Tya untuk bercerita tentang masa lalu mereka.

1 Januari 2010 …
mereka bernostalgia lewat SMS sampai larut malam…”YA Alloh mengapa perasaan ini muncul lagi.” Sesal Tya dalam hati. Semakin lama Cinta diantara mereka semakin tumbuh subur….

Februari 2010
Tya mulai menyadari, cinta ini tidak boleh dilanjutkan lagi. Azharpun mulai menyadari walaupun diantara mereka masih ada cinta namun mereka tak akan mungkin bersatu lagi, karena kini Tya sudah memiliki keluarga yang bahagia.

Agustus 2010
Terdengar dering Hp Tya,…Terlihat nama Azhar dilayar  HP, Tyapun segera mengangkatnya. “Assalaamu’alaikum Tya, apa kabar ?  setelah berbicara dari A sampai Z terlontar pertanyaan dari AzharTya, seandainya ada seseorang yang bisa menggantikan posisimu dihatiku, apakah kamu rela? Ini semua demi anak-anakku, mereka butuh seorang ibu…….
Berbagai macam perasaan bercampur menjadi satu dihati Tya. Senang karena Azhar sudah mendapatkan calon pendamping hidupnya, Sedih karena ia harus berpisah kembali dengan Azhar, takut karena Azhar akan melupakannya untuk selamanya. Tapi Tya mencoba untuk menenangkan diri dan berfikir realistis. Azhar adalah masa lalunya, dalam kesedihan Tya, azharpun berjanji dia tidak akan pernah melupakan Tya untuk selamanya karena Azhar sudah menganggap Tya sebagai adiknya.

HAnya Diary yang menjadi teman kesayangan tya selama ini tempat ia menumpahkan kesedihannya.

Dia telah pergi…
Membawa cinta dan kerinduan
yang pernah ku titipkan

Dadaku terasa sesak….
Pengap…..
Hatiku terluka,….
Pedih…………….
Perih…………

Kubutakan mataku,
Kutulikan telingaku,
Kukatupkan bibirku rapat rapat
Ada namanya dihati ini

Tuhan…
Bantu aku…
Tuk membangun menara tinggi,
Pembatas antara ia dan aku.


by : setyowigati

Selasa, 23 November 2010

Belajar Matematika dengan Bermain Peran


Pengajaran Matematika dengan seni bermain Peran
Di SDI Dian Didaktika  Cinere Depok.



Selama ini pelajaran matematika identik dengan pelajaran yang sulit, bahkan pelajaran matematika bisa menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Dimana letak kesalahannya? apakah dalam pengajarannya atau bagaimana pendekatan terhadap siswa?

.

Setiap kali pelajaran matematika akan segera dimulai mendadak tangan wiwik berkeringat, dan tubuhnya terasa dingin, wajahnya mulai terlihat pucat manakala sang guru sudah terlihat berdiri didepan kelasnya. Pak anto guru matematika yang sebenarnya tampan itu mendadak menjadi sosok yang sangat menakutkan bagi wiwik. Alhasil setiap ada pelajaran matematika wiwik seorang siswa dikelas 2 SD Bodoh Deso selalu mencari
alas an untuk tidak masuk sekolah. Itupun terjadi pada beberapa temannya

Situasi dikelas yang tidak menyenangkan amatlah berperan bagi siswa dalam mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru, jika guru menerapkan metode pengajaran yang konvensional atau kaku dan cenderung menekan siswa maka mereka akan semakin takut dan membenci guru serta pelajaran tersebut

Sebenarnya dengan cara pengajaran ataupun metode yang menyenangkan yang diciptakan oleh guru serta ruang belajar yang nyaman , matematika tidaklah sulit dipelajari.

Matematika tidak harus selalu dipelajari dengan duduk tertib, tangan dilipat dan tanpa suara. Berilah kesempatan pada setiap siswa utuk berekspresi.

Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan keceriaan dan mereka mempunyai karakter yang berbeda dengan kelebihan dan kekurangan masing masing. Minat dan bakat setiap siswapun berbeda beda bahkan gaya belajar setiap anakpun berbeda pula. Memang tidak mudah bagi seorang guru untuk memahami setiap individu masing masing siswa namun apabila seorang guru mencoba memahami siswanya dengan hati senang dan penuh cinta maka tidaklah sulit baginya untuk memahami karakter setiap individu.

Berikut ini adalah contoh  pengajaran matematika di SDI Dian Didaktika, Cinere Depok dengan memasukan unsur seni bermain peran didalamnya.




Dari tayangan diatas dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika dapat dibuat menjadi pelajaran yang menyenangkan bahkan dirindukan bagi setiap siswa tentunya dengan tidak meninggalkan konsep yang harus tertanam dengan benar pada diri siswa.

Yuuk kita cari metode yang lain yang dapat menyenangkan bagi siswa…………….:)

by : setyowigati

Kamis, 18 November 2010

Menulis Catcil

PROGRAM MENULIS CATCIL 
( Catatan kecil )
DI SDI DIAN DIDAKTIKA
TUMBUHKAN MINAT MENULIS PADA ANAK

T
eringat 25 tahun yang lalu ketika aku duduk dibangku Sekolah Dasar, ketika itu aku adalah seorang gadis kecil yang tergolong pendiam, yang tidak pandai mengungkapkan sesuatu secara verbal. Salah satu sahabat terbaikku adalah sebuah buku harian, apapun yang kurasakan semuanya kutuangkan dalam buku harianku itu. Buku itu kini menjadi benda sejarah sekaligus kenangan manis di masa kecilku
 
Belajar dari pengalaman, aku menyimpulkan tidak semua anak dapat menceritakan segala sesuatu secara verbal, ada anak yang bisa bercerita dengan gambar, sikap ataupun tulisan
Ternyata pengalaman kecilku terulang kembali pada anak sulungku. Ketika itu Jiilan sedang  duduk di bangku Taman kanak kanak (TK A) ketika sedang bermain tanpa disengaja ia mendorong temannya hingga masuk ke dalam kolam ikan. Ketika sampai dirumah aku meminta jiilan menceritakan kejadian itu, ternyata jiilan kurang mampu bercerita secara verbal. Keesokan harinya ibu guru yang  begitu bijak dan lembut meminta jiilan untuk menuliskan kejadian tersebut. Dengan lembutnya guru itu berkata “ jiilan kan sudah pandai menulis, coba tuliskan kejadian kemarin” ternyata dalam bentuk tulisan jiilan lebih mampu bercerita dengan leluasa daripada ia harus bercerita secara verbal



Catcil Jiilan yang diterbitkan pada Buletin DD
Menulis Catcil bisa menstimulasi tumbuhnya kebiasaan menulis, serta berkembangnya kemampuan menulis pada diri anak. Karena itu, tidak ada salahnya jika orang tua mengarahkan dan memfasilitasinya.
Pada usia sekitar 6 tahun (menjelang akhir 7 tahun pertama), anak-anak biasanya sudah bersekolah dan bisa menulis, merangkai huruf dan kata-kata menjadi sebuah kalimat. Seiring pertambahan usia dan pengalaman di lingkungannya, kosa kata yang dimiliki anak pun akan semakin kaya, sehingga orang tua sudah bisa mengenalkan Catcil pada anak. Memang tidak semua anak akan menunjukkan ketertarikan yang sama dan tidak bisa dipaksa. Akan tetapi, mengenalkan Catcil merupakan sebuah bentuk stimulus yang patut dicoba sebagai salah satu cara mengenali minat dan bakat anak. Dengan demikian, ada nilai manfaat dari Catcil untuk perkembangan anak.

Catcil Najla yang diterbitkan pada Buletin DD
Untuk memancing minat menulis catcil pada anak anakku, kurelakan buku harian kecilku dibaca oleh mereka. Dan sebagai seorang guru terkadang aku membacakan isi buku harianku pada murid muridku, sehingga mereka terpacu untuk menulis catcil seperti aku.
Alhamdulillah di sekolah anakku SDI Dian Didaktika  program menulis Catcil ini sudah berjalan sejak tahun 1995. Setiap siswa dari kelas 2 sampai dengan kelas 6 dibiasakan menulis Catcil minimal seminggu sekali, mereka mengumpulkan Catcilnya seminggu sekali pada hari yang sudah disepakati, kemudian catcil tersebut dibaca dan dikomentari oleh guru. Program menulis catcil ini merupakan ide dari Bapak Drs. Ahmat Toha yang ketika itu menjabat sebagai kepala SDI Dian Didaktika dan alhamdulillah hingga sekarang program tersebut masih berlangsung.
Manfaat Catcil untuk Anak
  • Media untuk mengekspresikan diri.
    Dengan menulis Catcil anak bisa mengungkapkan perasaannya, senang, sedih, kecewa ataupun marah yang mungkin tidak dapat ia katakan secara verbal/lisan

  • Melatih motorik halus.
    Kebiasaan menulis Catcil dapat meningkatkan kemampuan menulis anak. Dengan seringnya menulis motorik halus ananda akan terlatih

  • Mengasah bakat menulis dan meningkatkan minat menulis.
    Semua anak mungkin bisa menulis, tetapi tidak semua anak berbakat menjadi penulis. Anak yang berbakat akan menghasilkan tulisan yang lebih baik. Dengan menulis Catcil, bakat dan kemampuan menulis anak sangat mungkin tergali dan terasah secara pesat, sehingga kita juga bisa mendorong minatnya untuk lebih fokus dan konsisten

  • Sarana untuk mengungkapkan gagasan.
    Tidak semua anak mampu mengungkapkan atau mengkomunikasikan pikiran dan gagasannya melalui bahasa verbal. Ada banyak anak yang merasa lebih mudah menuangkan ide-ide dan pemikirannya melalui tulisan. Kebiasaan menulis catcil bisa menjadi sarana dan cara untuk menampung ide-ide tersebut

  • Mengasah imajinasi.
    Anak kecil selalu punya imajinasi yang kadang kala sulit dipahami logika orang dewasa. Imajinasi anak merupakan bagian dari ide-idenya yang bermanfaat untuk perkembangan kecerdasan kreatifnya. Menulis Catcil bisa menjadi sarana untuk mencurahkan imajinasinya yang tidak bisa diungkapkannya dengan berbicara langsung


by : setyowigati

Senin, 15 November 2010

Ayah yang Baik


Siapkan diri Anda sebagai seorang ayah sejak dini
Anda, sebagai suami telah terlibat secara langsung dengan anak, sejak pembuahan anak, sehingga istri mengandung. Masa kehamilan selama sembilan bulan tersebut dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan diri sebagai seorang ayah. Sedapat mungkin, berperan aktiflah sebagai seorang suami, sekaligus calon ayah dengan turut berpartisipasi membantu kehamilan istri. Contohnya saja, mencari tahu sebanyak mungkin informasi mengenai kehamilan, gangguan, serta bagaimana cara mengatasinya. Berbelanja bersama istri untuk mempersiapkan kelahiran sang buah hati. Juga, ikuti kegiatan senam bayi, dan temanilah istri dalam menghadapi persalinan.
Ikut aktif dalam merawat bayi
Bantulah istri Anda untuk turut berperan aktif merawat buah hati. Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa seorang ayah yang dari awal telah berperan aktif merawat bayinya (seperti mengasuh bayi, memandikannya, mengganti popok bayi, membuai bayi hingga mereka tertidur), memiliki kemungkinan yang besar akan melakukan hal tersebut hingga bulan selanjutnya. Hal itu terjadi karena kebiasaan ayah mulai terbentuk sejak dini. Dengan demikian, bayi akan semakin merasakan, mengenali kehadiran serta sosok Anda.
Bermain bersama
Ketika bayi Anda semakin bertambah besar, jangan lewatkan waktu bersamanya untuk bermain, membaca buku, serta melakukan aktivitas yang menyenangkan (seperti pada saat bayi merangkak, mulai belajar berbicara, hingga berjalan). Ciptakan permainan-permainan yang disenanginya, seperti bermain kuda-kudaan, pesawat terbang atau petak umpat (sesuaikan dengan perkembangan usia anak).
Ikut terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda
Ketika anak Anda mulai beranjak sekolah, ia akan memulai kehidupan sosial yang baru. Usahakan terlibat dalam kehidupan sosial anak, dengan mengenali nama teman-temannya, dengan siapa dia bergaul, ataupun aktivitas yang dia lakukan bersama temannya.
Jadikan diri Anda sebagai pendengar yang baik
Kesibukan kerja terkadang membuat Anda mengabaikan cerita-cerita anak Anda. Berikan keseimbangan antara kerja dan keluarga. Luangkan waktu beberapa menit untuk mendengarkan si kecil bercerita dan mengerti keseluruhan cerita tersebut. Jadilah pendengar yang baik untuk anak Anda. Jika Anda hanya sekedar meng-ia-kan, atau mengatakan bahwa Anda sedang sibuk, kebiasaan anak bercerita akan menghilang.
Usahakan selalu berkomunikasi dengan baik
Jika Anda tinggal terpisah dan sedang berjauhan dengan anak Anda, usahakan untuk tetap menjalin komunikasi dengan baik, contohnya saja melalui telepon, SMS, internet (chating atau email), dan surat. Saat seperti ini juga dapat Anda gunakan untuk memberi kepercayaan dan tanggung jawab pada anak.

Beri kepercayaan pada anak
Berikanlah anak Anda kebebasan. Kepercayaan Anda akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang mandiri dan percaya diri. Berikanlah ia pilihan, jangan hanya menempatkan anak pada satu pilihan. Lakukanlah hal tersebut mulai dari hal-hal kecil. Anda sebagai orang tua dapat selalu memantau dan membimbingnya.
Perlakukan anak Anda sesuai dengan usia yang dimilikinya
Semakin bertambah usia anak Anda, semakin berbeda pula kebutuhannya. Penuhi kebutuhannya seperlunya. Karena anak harus menjadi pribadi yang mampu bertahan dalam kehidupannya.

Sumber : http://www.enformasi.com/2008/12/menjadi-ayah-yang-baik.html
Ibu-Ibu Teladan Dalam Islam
« pada: Maret 13, 2007, 06:05:27 pm »

1. UMMU HANI'
Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muththalib adalah putri paman Rasulullah SAW. Ibunya adalah Fatimah binti Asad binti Hasyim. Dia adalah seorang wanita Quraisy yang mempunyai banyak pendapat dan adab yang tinggi. Dia terkenal dengan panggilan Ummu Hani'.

Rasulullah SAW pernah meminangnya pada zaman jahiliyah namun ayahnya telah menjanjikannya kepada Hubairah bin Abi Wahb untuk dikawinkan dengannya. Maka kawinlah Hubairah dengan Ummu Hani'.

Pada masa permulaan Islam, Ummu Hani' masuk Islam sedangkan suaminya tidak. Maka hukum Islam memisahkan antara keduanya. Ummu Hani' tetap memelihara keempat anaknya yang masih kecil.

Kemudian Rasulullah SAW pernah meminangnya sekali lagi, tapi Ummu Hani' menjawab : "Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai daripada pendengaran dan penglihatanku. Sesungguhnya aku seorang janda yang mempunyai anak-anak kecil, sedangkan hak suami itu lebih besar. Aku khawatir jika aku mengurusi suamiku, maka aku akan menelantarkan urusan anakku. Dan jika aku mengurusi anakku, maka aku khawatir akan menyia-nyiakan hak suamiku."

Mendengar jawaban itu, maka Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya sebaik-baik wanita yang menaiki unta di antara wanita Quraisy ialah yang paling menyayangi anak di waktu kecilnya dan paling memperhatikan kepentingan suami dalam harta miliknya." (hadits Syarif) (H.R. Bukhari dalam Shahihnya, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Hibban)

Ummu Hani' memiliki kepribadian yang kuat. Adalah wanita Arab di zaman Islam - sebagaimana di zaman jahiliyah- melindungi orang yang takut dan mengamankan dari ancaman yang menakutkan. Dan Ummu Hani' binti Abi Thalib telah melindungi dua orang iparnya yang telah dijatuhi hukuman mati.

Ummu Hani' bercerita : Tatkala Rasulullah SAW tiba di Mekkah bagian atas, dua orang iparku dari bani Makhzum berlindung kepadaku. Kemudian Ali bin Abi Thalib, saudaraku, masuk. Dia berkata :"Demi Allah, aku akan membunuh kedua orang itu." Maka aku menutup pintu rumahku. Kemudian aku datang kepada Rasulullah SAW dan beliau bersabda :"Marhaban wa ahlan, wahai Ummu Hani'! Ada apa engkau datang ?" Lalu aku ceritakan kepada beliau tentang kejadian dua orang laki-laki dan Ali itu. Nabi SAW menjawab :"Kami telah melindungi orang yang engkau lindungi dan mengamankan orang yang engkau amankan. Maka janganlah membunuh kedua orang itu."

Enam penulis kitab Sahih telah meriwayatkan hadits-hadits dari Ummu Hani'. Dia hidup hingga sesudah pemerintahan saudaranya, Ali r.a.

Tiada yang lebih menunjukkan penghormatan pendapat wanita daripada hadits yang menceritakan bagaimana Ummu Hani' menyampaikan kepada Rasulullah SAW yang datang melamarnya alasan tentang uzurnya yang mencegahnya menempati kedudukan paling suci yang bisa dicapai wanita Muslim yaitu menjadi 'Ummul Mu'minin' waktu itu. Ternyata
Rasulullah SAW menghormati pendapatnya dan Quraisy pun mendapat penghormatan yang tinggi dan mulia.

Adakah yang lebih penyayang kepada anak daripada wanita yang berkorban dengan rela tidak menjadi Ummul Mu'minin demi memelihara anak-anaknya ? Kisah ini dipersembahkan kepada setiap ibu yang rela berkorban demi anak-anaknya.
Tercatat
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)
faritz

2. Lubabah binti Al Haris bin Hazan Al-Hilaliah, Ibu Abdullah bin Abbas
Kitab-kitab biografi menunjukkan ada dua wanita yang bernama Lubabah. Yang mengherankan ialah, keduanya adalah bersaudara, kakak beradik. Yang besar adalah ibu Abdullah bin Abbas, pemuka (ulama) ummat. Sedangkan yang kecil adalah ibu Khalid ibnul Walid "pedang Allah yang
terhunus" dan digelari Al-Ashma'. Ke-Islaman dan persahabatannya dipermasalahkan, ebagaimana dikatakan oleh Abu Umar dalam "Al-Istii'aab" dan dibenarkan oleh Ibnu Katsir.

Lubabah yang besar termasyhur dengan kunyah (julukan) dan juga namanya. Dia adalah Ummul Fadhl, istri Al-Abbas bin Abdul Muththalib, ibu dari anak-anaknya : Al-Fadhl, Abdullah, dan lainnya.

Dia termasuk wanita utama di zamannya dan sudah lama masuk Islam. Putranya, Abdullah, berkata : "Aku dan ibuku termasuk orang-orang yang lemah dari kaum laki-laki, wanita dan anak-anak." (Hadits Riwayat Bukhari) Dia masuk Islam di Mekkah sesudah Khadijah binti Khuwailid r.a. dan mempunyai kedudukan di antara wanita-wanita Muslim.

Dikatakan tentang ibu Ummul Fadhl : bahwa dia adalah wanita yang paling mulia, menantu-menantunya adalah Maimunah disunting Nabi SAW, Al-Abbas menikah dengan Lubabah, Hamzah menikah dengan Salma dan Ja'far bin Abi Thalib menikah dengan Asma' yang semuanya adalah saudara sekandung. Kemudian, dia menikah dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan
setelah itu (sesudah Abu Bakar meninggal) dia menikah dengan Ali r.a. (setelah Fatimah r.a. meninggal juga).

Abu Umar dalam "Al-Istii'aab" berkata : Lubabah (Ummul Fadhl) adalah wanita yang mempunyai banyak anak (ibu dari enam orang anak Al-Abbas). Adalah Rasulullah SAW yang menziarahinya, sedang Ummul Fadhl adalah seorang wanita yang terhormat.

Disebutkan dalam salah satu hadits shahih : Bahwa orang-orang meragukan puasa Nabi SAW di hari Arafah. Kemudian Ummul Fadhl mengirim kepada beliau segelas susu, lalu beliau meminumnya di tempat wukuf. Maka tahulah mereka, bahwa Nabi SAW tidak puasa."

Ummul Fadhl adalah sahabat wanita yang meriwayatkan tiga puluh hadits dari Nabi SAW. Tiga hadits di antaranya diriwayatkan darinya dalam kedua kitab shahih : pertama Muttafaq alaihi (yang disepakati Bukhari dan Muslim), kedua riwayat Bukhari dan ketiga riwayat Muslim.

Putranya, Abdullah bin Abbas r.a. juga meriwayatkan hadits darinya. Disebutkan, bahwa dia berharap di awal kehidupannya, agar putranya menjadi orang terkenal. Dia menimang-nimang anaknya sambil berkata : "Aku tangisi diriku dan kutangisi keperawananku, jika dia tidak mengungguli bani Fihr dan selain Fihr."

Akhirnya Abdullah dapat mengungguli semua bani dengan ilmunya. Maka dia pun menjadi pemuka (ulama) ummat dan mempunyai ilmu yang banyak. Tidakkah kita ketahui, bagaimana Ummul Fadhl dalam menyayangi anak-anaknya ?

Ummul Fadhl wafat sebelum suaminya, Al-Abbas bin Abdul Muththalib, yaitu di masa khilafah Utsman bin Affan r.a.

Semoga Allah SWT memberkahi mereka semua. Amiin yaa Robbal'aalamiin.
Tercatat



3. Arwa binti Abdul Muththalib, Bibi Rasulullah SAW, Saudara Shafiyah

Arwa binti Abdul Muththalib masuk Islam di Mekkah, dan hijrah ke Madinah. Sebelum masuk Islam, dia mendukung Nabi SAW. Diceritakan, bahwa putranya, Kulaib bin Umair masuk Islam di rumah Arqam bin Abil Arqam Al-Makhzumi. Kemudian dia keluar, lalu masuk menemui ibunya, Arwa binti Abdul Muththalib, dan berkata :"Aku telah mengikuti Muhammad dan berserah diri kepada Allah."

Dan ibunya pun berkata : "Sesungguhnya orang yang paling patut engkau tolong dan dukung adalah putra pamanmu. Demi Allah, andaikata kami sanggup melakukan apa yang dilakukan oleh kaum laki-laki, niscaya kami telah mengikuti dan membelanya."

Maka Kulaib berkata : "Wahai, Ibuku, apa yang menghalangimu untuk masuk Islam dan mengikutinya, sedangkan saudaramu, Hamzah, telah masuk Islam ?" Arwa menjawab : "Aku menunggu apa yang dilakukan oleh saudara-saudara perempuanku, kemudian aku akan mengikutinya."

Kulaib pun berkata : "Aku memohon kepada Ibu, demi Allah, agar Ibu datang kepadanya dan memberi salam, lalu membenarkannya dan bersaksi bahwa : Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah." Kemudian Arwa mendukung Nabi SAW dengan lisannya dan mendorong putranya agar membela.

Setelah itu Abu Jahal dan sejumlah orang kafir di Mekah menghalangi Nabi SAW dan mengganggunya. Maka Kulaib bin Umar pun mendatangi Abu Jahal dan memukulnya hingga melukai kepalanya. Maka mereka mengambil dan mengikatnya. Kemudian Abu Lahab mencegahnya, lalu dia dilepaskan dan dia berkata kepada Arwa : "Tidakkah engkau
lihat putramu, Kulaib, telah menjadikan dirinya sebagai sasaran selain Muhammad ?"

Arwa menjawab :"Sebaik-sebaik harinya adalah hari ketika dia membela putra pamannya yang telah membawa kebenaran dari sisi Allah." Maka mereka bertanya :"Engkau telah mengikuti Muhammad ?" Arwa menjawab : "Ya."


Kemudian salah seorang di antara mereka keluar menuju Abu Lahab dan mengabari tentang hal itu. Abu Lahab datang hingga masuk kepadanya dan berkata :"Sungguh mengherankan, engkau telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Abdul Muththalib !"


Arwa menjawab : "Begitulah adanya. Pergilah engkau untuk membela dan menolong serta melindungi putra saudaramu. Jika dia menang, engkau boleh memilih antara masuk bersamanya atau tetap dalam agamamu. Jika dia benar, engkau telah mengajukan uzur mengenai putra saudaramu."

Maka Abu Lahab berkata : "Kami mempunyai kekuasaan atas bangsa Arab seluruhnya. Sedangkan dia datang membawa agama baru." Kemudian dia pergi. Arwa pun berkata : "Kulaib telah menolong putra pamannya, dia membantunya dengan tenaga dan hartanya."

Tidakkah kita ketahui, bagaimana sikap Arwa dalam menanggapi pendapat putranya dengan mengobarkan semangat dan mendukungnya ? Arwa menangisi ayahnya, Abdul Muththalib, seraya berkata : Mataku menangis dan ia patut menangis atas seorang yang pemurah dan mempunyai sifat malu.

Arwa menangisi Rasulullah SAW seraya berkata : Wahai Rasulullah, engkaulah harapan kami,
engkau baik kepada kami dan tidak benci.

Arwa wafat pada tahun 15 Hijriah.
Wallahu a'lam bishowab.
Tercatat
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)

4. Ummu Aiman, Pengasuh Rasulullah SAW
Adakalanya anak yatim mendapatkan ganti pada selain ibunya, berupa kasih sayang dan pemeliharaan, sebagaimana dilakukan oleh Ummu Aiman. Berikut ini adalah kisahnya dari awal hingga akhir.

Ketika itu penduduk Mekkah sedang merayakan kemenangan terhadap tentara Gajah, sementara Aminah binti Wahb lebih suka mengasingkan diri dan tinggal sendirian. Dia ingin berbahagia dengan janin yang dirasakannya dalam kandungan. Akan tetapi, dia segera teringat suaminya yang tidak ikut merasakan kebahagiaan dengan kenikmatan tersebut.

Akan tetapi, cahaya yang dilihatnya telah memenuhi seluruh anggota tubuhnya berupa pancaran, kejernihan serta kebahagiaan dan membuat dia lupa akan penderitaan yang dialaminya. Allah SWT telah menimbulkan simpati di dalam hati orang-orang yang dipenuhi cinta dan kasih sayang terhadap anak yatim yang kemudian dilahirkan Aminah itu.

Oleh karena itu, sahaya perempuan dari Habasyah yang telah diwarisi anak yatim dari ayahnya yang telah tiada, begitu melihatnya, Allah memasukkan rasa cinta dan kasih sayang ke dalam hatinya kepada anak yatim itu, sehingga dia menyukainya. Maka, sahaya itu mengasuh
dan menyayangi serta mengutamakannya dengan tambahan cinta dan kebajikan serta kasih sayang yang biasa memenuhi hati para ibu. Hal itu berlangsung hingga datang wanita yang menyusuinya ke Mekkah, lalu mengambil anak yatim itu (Nabi Muhammad SAW) dari asuhannya dan asuhan ibunya, kemudian membawanya ke dusun. Ummu Aiman bersabar atas kepergian dan perpisahan ini.

Setelah itu, bayi yang sudah mulai tumbuh itu kembali dari dusun ke Mekkah, kepada ibu dan pengasuhnya untuk menikmati kasih sayang dan pemeliharaan mereka berdua. Lalu ibu anak itu membawanya ke Yatsrib untuk menziarahi saudara-saudara ibunya dari Bani Najjar. Pengasuh itu ikut pula bersama mereka berdua, dan anak ini pun bisa menikmati kasih sayang dari kedua hati yang mulia itu.

Setelah ibu dan anak itu berziarah ke makam ayah anak yatim itu, dia pun kembali bersama kedua ibunya yang mulia ke kampung halamannya, Mekkah. Akan tetapi, belum begitu jauh anak itu dari Yatsrib, sang ibu jatuh sakit, sebagaimana yang dulu menimpa ayahnya sebelum sampai ke Mekkah. Tatkala anak itu tiba di Abwa', datanglah kematian merenggut ibunya, sebagaimana ia telah merenggut ayahnya.

Maka anak itu menjadi yatim piatu sebagaimana dikehendaki Allah. Dia telah kehilangan ibu dan ayahnya. Sekarang tinggallah dia bersama pengasuhnya. Lalu dibawanya kepada kakek dan paman-pamannya seorang diri, dipelihara oleh hatinya yang mulia. Sejak waktu itu, Ummu Aiman menjadi ibu dari anak itu. Dia memeliharanya ketika bayi dan remaja hingga memasuki usia dewasa dan berkeluarga. Maka Muhammad SAW membebaskan dan mengembalikan haknya yang penuh dalam kehidupan yang mulia.

Ummu Aiman menikah dengan seorang laki-laki penduduk Yatsrib yang bermukim di Mekkah dan mempunyai anak laki-laki yang diberi nama Aiman. Mereka sempat pindah ke Yatsrib untuk beberapa lamanya, tapi kemudian suaminya meninggal dan dia kembali ke Mekkah bersama-sama dengan anaknya. Anak ini dia asuh bersama-sama dengan anak yatim yang sangat dicintainya itu (Muhammad SAW). Nabi Muhammad SAW pun tidak lupa terhadap ibu angkatnya ini, sehingga Nabi SAW mengungkapkan perasaannya terhadap Ummu Aiman dengan perkataan kesetiaan :
"Sesungguhnya dia (Ummu Aiman) adalah sisa dari keluargaku." [dari Al-Waqidi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Ishaabah].

Nabi SAW sangat berharap agar Ummu Aiman hidup dengan senang. Maka beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya : "Barangsiapa ingin kawin dengan wanita calon penghuni surga, hendaklah dia kawin dengan Ummu Aiman." [Siyar A'laamin Nubala', juz 2, halaman 159] Maka segeralah
bekas sahaya beliau, Zaid, mengawini Ummu Aiman.

Ummu Aiman hijrah dari Mekkah ke Medinah untuk menyusul orang yang paling dicintainya (Nabi SAW). Tiada yang menghiburnya di jalan kecuali imannya. Dia tiba di Medinah dan bertemu dengan anak-anaknya yang menyambut dan menyayanginya. Dia habiskan hari-harinya bersama
Nabi SAW di Madinah dan nyaris tidak pernah meninggalkannya.

Dalam perang Uhud, dia mengedarkan air dan memberi minum orang-orang yang terluka serta yang mengalami kepayahan. Ummu Aiman juga ikut dalam perang Khaibar bersama anaknya, menolong kaum Muslimin dan merawat mereka dengan kasih sayang.

Tatkala Nabi SAW kembali kepada Penciptanya, Ummu Aiman menangis atas terputusnya wahyu sebab kewafatan Nabi SAW itu. Ummu Aiman juga menyaksikan kematian Umar r.a. dan mengucapkan perkataan :"Sekarang Islam menjadi lemah." Di awal pemerintahan
Utsman r.a., Ummu Aiman menghadap Tuhannya dalam keadaan ridho dan diridhoi.

Inilah dia, Ummu Aiman, bekas sahaya Rasulullah SAW dan pengasuhnya yang diwarisi dari ayahnya, lalu Nabi SAW membebaskannya ketika beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Dia menikah dengan Ubaid bin Zaid dan melahirkan anak bernama Aiman. Aiman menjadi sahabat Nabi SAW dan terbunuh pada perang Hunain. Zaid bin Haritsah adalah bekas sahaya Khadijah binti Khuwailid yang diberikan kepada Rasulullah SAW lalu dibebaskan dan dinikahkannya dengan Ummu Aiman setelah beliau menjadi Nabi. Ummu Aiman lalu melahirkan Usamah bin Zaid. Ummu Aiman hijrah dua kali dan meriwayatkan lima hadits dari Nabi SAW. [Thabaqat Ibnu Sa'ad, Taarikh Ath-Thabari, Shahih Bukhari dan Al-Ishaabah oleh Ibnu Hajar]
Tercatat
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)
5. Halimah As-Sa'diyah, Ibu yang Menyusui Pemimpin Manusia
Semua orang yang mengenang kembali peristiwa-peristiwa dalam Siirah Nabawiyah tentu akan teringat akan Halimah As-Sa'diyah. Dia adalah seorang wanita yang berkarakter baik, berakhlak bagus dan berhati lembut.

Allah SWT telah memilihnya untuk menjadi ibu yang menyusui bagi pemimpin manusia. Halimah yang datang bersama wanita-wanita bani Sa'ad tidak menemukan selain anak yatim, cucu Abdul Muththalib untuk menyusuinya.

Halimah berasal dari bani Asad bin Bakr, suku Hawazin dan berakhir pada Qais 'Ailan. Andaikata dia bukan seorang wanita mulia dan tidak berakhlak lurus serta tidak berhati lembut, niscaya Abdul Muththalib tidak akan menyerahkan kedua cucunya, Muhammad dan Abu Sufyan untuk disusui oleh Halimah.

Muhammad tinggal dengannya selama 4 tahun dan Halimah pun mendidiknya dengan akhlak Arab, yaitu kehormatan diri, keberanian, berkata benar, dan bersifat jujur. Kemudian Halimah mengembalikan kepada keluarganya ketika Muhammad berusia 5 tahun lebih sebulan setelah dia dan keluarganya dipenuhi berkah dari anak yatim ini.

Nabi SAW sangat mencintai ibu yang menyusuinya itu, sehingga ketika seorang wanita bani Sa'ad mengabarinya bahwa Halimah telah wafat, beliau menangis. Kemudian pembawa kabar itu berkata : "Kedua saudara laki-laki dan perempuan engkau dalam kekurangan." Maka Nabi SAW mengirimkan kepada mereka barang-barang yang dibutuhkan. Pembawa kabar itu berkata pula :"Demi Allah, engkau adalah sebaik-baik anak yang dipelihara di waktu kecil dan sebaik-baik orang dewasa yang besar berkahnya."

Tidak diragukan lagi, bahwa berbagai kenangan itu mengembalikan beliau pada hari-harinya yang pertama. Beliau ingat masa kanak-kanaknya, kasih sayang ibu yang menyusuinya dan kerukunan
dengan saudara-saudara laki-laki dan perempuannya. Halimah As-Sa'diyah telah memeliharanya di waktu kecil dan tidaklah diragukan bahwa Halimah meninggalkan pengaruh yang dalam pada jiwanya. Ketika mendengar namanya disebut dalam hati beliau yang peka, maka berlinanglah air mata Nabi SAW.

Kepada setiap wanita yang memelihara anak yatim dengan sentuhan penuh kasih sayang, kata-kata yang menyenangkan hati atau senyuman yang mengobati jiwa, kami persembahkan kisah Halimah As-Sa'diyah dan imbalan yang diberikan Allah kepadanya berupa rezeki dan kebaikan serta pahala yang besar.

Kepada semua anak dari penyusuan, kami kemukakan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Abu Ya'la dan lainnya, dari jalan Ammaroh bin Tsauban, dari Thufail -bahwa Nabi SAW sedang
membagikan daging di Ji'ranah. Kemudian datang seorang wanita dari dusun. Ketika mendekat kepada Nabi SAW, beliau menggelar selendangnya bagi wanita itu. Kemudian wanita itu duduk di atasnya. Maka aku berkata :"Siapa wanita itu ?" Dan orang-orang pun menjawabnya : "Dia adalah ibu yang menyusuinya." [ al-Ishaabah, juz 7]


Tercatat
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS 2:216)


 sumber : http://forum.dudung.net/