Am I allowed to touch Al Quran ?
Denting
piano di senja itu, meluruhkan seluruh rasa penat ditubuhku. Setelah seharian
berjibaku menyelesaikan kewajibanku. Kulangkahkan kaki menuju kamarku setelah
ku pastikan semua selesai tugas tugasku.
Ku buka
smart Phoneku sekedar untuk mengecek pesan pesan yang masuk. Ada sebuah pesan
dari sahabatku, seorang guru native di sekolah. kubuka pesan itu dan segera
kubaca pesan tersebut. “Am I allowed to
touch Al Quran ? “ segera ku menjawabnya. “Ya, kamu boleh membuka bahkan
membacanya, jika kamu berkenan aku akan berikan Al Quran dengan terjemahan
bahasa Inggris untukmu.” Diapun membalasnya “ bukan begitu, tadi secara tidak
sengaja aku menabrak meja dan ada Al Quran yang terjatuh, lalu aku menyentuh
dan mengambilnya, apakah itu diperbolehkan?” ku jawab lagi apa yang ia tanyakan
“ tidak masalah, dan itupun kau lakukan secara tidak sengaja.” Tetapi masih ada
pertanyaan yang dia lontarkan dengan gelisahnya” you say it’s OK. Maybe I
die in my sleep or get hit by lightning.” Akupun memberi penjelasan padanya
semampuku, bahwa tidak ada larangan bagimu untuk menyentuh bahkan membaca Al
Quran asalkan dalam keadaan suci. Diapun mulai memahami.
Sahabat
nativeku memang sering kali bertanya tentang Islam. Selama ini ia belajar
tentang Islam melalui sekolah, sekarang ia benar benar mengalami bagaimana
berinteraksi langsung dengan muslim yang bersekolah dan bekerja di sekolah ini,
menurutnya ternyata apa yang ia pelajari dan ia alami selama ini sangatlah
berbeda, hal ini merupakan kewajiban bagi kita untuk memberikan pemahaman dan
keyakinan baginya, bahwa Islam tidak seperti apa yang ia fikirkan.
Dian
Didaktika... Disinilah tempat kita belajar dan mengajar, saling nasehat
menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. Dari seorang native kita bisa
belajar banyak, selain belajar bahasa kitapun belajar kedisiplinan darinya,
namun kitapun bisa memberikan banyak pelajaran baginya.
Alhamdulillaah
sudah hampir 17 tahun aku mengajar disekolah tercinta ini, sekolah yang menerapkan
Learning Organization, dimana disekolah ini aku banyak mendapat kesempatan
untuk belajar tidak hanya mengajar. Pembinaan pembinaan secara rutin yang
diberikan sangat berarti bagiku. Pelatihan, seminar, workshop terus diberikan
kepada kami, bahkan bagi guru yang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi sangat di dukung oleh pihak Yayasan.
Alhamdulillaah
di usianya yang ke 33 tahun ini Dian Didaktika semakin kokoh berdiri dan
semakin berkibar untuk mencerdaskan anak negeri, dan aku dapat lebih berarti
disekolah tercinta ini.
Cinere, 22 Pebruari 2017