Ku teringat jasa-jasa ibu yang begitu besar, kasih sayiag dan perhatian yang tulus. Ibu yang membesarkan kami seorang diri sejak kami masih duduk di bangku SMA.
Begitu berat beban yang harus dipikulnya namun Beliau jalani dengan senyuman. Terima kasih Ibu, semoga Allah membalas semua jasamu. Maafkan kami bila kami belum bisa membahagiakan mu…
Pagi ini ku terbangun karena dering suara HP. Seseorang telah mengirim video ke FB ku segera kubuka laptop_ku. Sebuah kado yang begitu indah dari suamiku tersayang “Video Hari Ibu dengan lagu Bunda”.
Segera kuselesaikan tugas pagiku menyiapkan sarapan, ketika anak bungsuku bangun ia segera menciumku dan mengucapkan “Selamat hari Ibu, Ummi…” secarik kertas berwarna kuning yang bertuliskan tangannya ia berikan padaku…
“Terima kasih putri kecilku…”
Tak lama…, anak sulungku memainkan lagu Bunda dengan pianonya…, kupeluk kedua buah hatiku. “Terima kasih sayang....., hadiah yang sangat indah Ummi dapatkan di hari ini….”
Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
Senam bersama
Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, displin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Betapa pentingnya Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Atas dasar hal tersebut diatas, maka SD Islam Dian Didaktika Cinere Depok menyelenggarakan Workshop Musik, Tari dan Olah Ragauntuk guru-guru Taman Kanak Kanak di lingkungan Depok, Sementara yang hadir dalam Workshop tersebut bukan hanya guru guru sekitar Depok saja, namun juga dari Jakarta Selatan. Pembicara pada Workshop tersebut adalah Guru – guru SD dan TK Islam Dian Didaktika
Alhamdulillah dengan Upaya yang tulus dan dengan bantuan Allah SWT Workshoop tersebut telah dilaksanakan pada hari Sabtu 4 Desember 2010. Workshop tersebut diselenggarakan untuk sharing dan berbagi ilmu kepada rekan rekan guru terutama Guru Taman Kanak Kanak di sekitar Depok.
Acara Workshop tersebut dibuka pada pukul 8.00 . Para Tamu undangan disambut dengan Gamelan di lobby sekolah yang dibawakan oleh Siswa siswi SDI Dian Didaktika , Cinere, Depok. Kegiatan diawali dengan Pembukaan , Senam bersama serta penampilan Tari dan Vocal dari Siswa/I SDI Dian Didaktika. Setelah itu Peserta dibagi menjadi 3 kelompok ( Kelompok Musik, Kelompok Tari Serta Kelompok Olah Raga ) dari masing masing TK mengirimkan 3 orang guru untuk mewakili masing masing kelompok Workshop. Para peserta tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, sehingga waktu yang diberikan oleh panitia dirasa begitu singkat. Namun demikian dalam waktu yang demikian terbatas Insya Allah apa yang telah menjadi tujuan Workshop dapat tercapai. Semoga apa yang Peserta dapatkan dalam Workshop dapat dimaksimalkan untuk dapat di sharing di sekolah masing-masing sehingga kegiatan Workshop ini benar-benar bermanfaat bagi peserta dan panitia.
Mengajarkan bidang studi Matematika kepada anak-anak itu gampang-gampang susah. “Gampang” karena materi yang diajarkan masih sangat sederhana dan tentu saja kita sudah tahu caranya. “susah” bila kita belum mengetahui metode yang efektif dan menyenangkan yang bisa kita gunakan untuk mengajar anak-anak. Mungkin ada sebagian dari kita bingung saat mengajarkan tanda “lebih dari”( > ) dan “kurang dari ( < )”. Dalam artikel ini saya akan mengajarkan sebuah metode kreatif dalam mengajarkan “lebih dari” dan “kurang dari” kepada anak-anak.
1. Memperkenalkan kata “lebih” kepada anak-anak Anda bisa menggunakan proses ini dengan mengklik lagu yang telah saya ciptakan, yaitu BIG BIG BIG. Lirik lagu ini adalah demikian:
Nah… Setelah mengajak anak menyanyikan dan mempelajari lagu ini, anda bisa mengatakan bahwa gajah lebih besar daripada seekor semut. Kemudian anda ceritakan kepada anak didik bahwa ular lebih panjang daripada seekor cacing.
Setelah itu anda ceritakan bahwa ada seekor buaya yang suka memakan binatang yang ukurannya besar dan panjang. Pada saat itu dia melihat gajah dan semut. Lalu silakan anda bertanya kepada siswa,”Kira-kira…. Siapa yang akan dia makan?” Tentu saja siswa akan menjawab “Gajah”.
Lalu sang buaya melihat dua ekor binatang, yaitu ular dan cacing. Lalu bertanyalah kepada siswa,”Siapa yang akan dia makan?” Tentu saja siswa akan menjawab.”Ular!”
Nah… Di dalam pelajaran di atas anda bisa menggambarkan mulut buaya yang menganga dan siap memakan seekor gajah. Pada saat itu pula, anda bisa mengajarkan tanda “ > ” yang mewakili mulut buaya yang sedang menganga dan siap menerkam sang gajah. Lakukan hal yang sama kepada ular dan cacing.
Setelah siswa bisa membayangkan bahwa sang buaya yang rakus suka memakan binatang yang ukurannya lebih besar dan panjang, kita ikuti langkah selanjutnya.
2. Membandingkan jumlah suatu benda
Dalam poin ini, kita masih menggunakan tokoh si buaya yang rakus. Namun katakana kepada siswa bahwa kini sang buaya ingin memakan binatang dalam jumlah yang banyak. Gambarlah 3 ekor bebek dan 2 ekor tikus. Mintalah siswa untuk menghitung jumlah kedua binatang dan tuliskan angka yang menyebutkan jumlah binatang di bawah masing-masing binatang. Lalu katakan kepada siswa, “Kira-kira… Mana yang akan dimakan oleh sang buaya?” Biarkan siswa yang menjawab sendiri hingga siswa benar-benar mengerti bila buaya lebih suka memakan binatang dengan jumlah yang paling besar.
Anda bisa memvariasi jumlah binatang dan jenis binatang yang akan menjadi mangsa si buaya rakus, supaya pelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Setelah siswa benar-benar megerti, anda bisa menggunakan angka dan tanda matematika ( > ) dan ( < )
3. Supaya anak bisa lebih mudah mengingat bahwa tanda ( <) artinya adalah “ kurang dari”, saya akan memberikan sebuah tips .
Coba anda perhatikan langbang “<” yang mirp dengan huruf “k” bila kita menghapus garis vertical pada huruf tersebut. Dan huruf “k” inilah yang mewakili kata “kurang. Sehingga siswa bisa lebih mudah mengingat bahwa tanda “<” artinya adalah “kurang dari".
Bagaimana dengan tanda ">" yang artinya lebih dari? Hmm..... Bila siswa sudah mengerti dan hafal kalau tanda "<" artinya kurang dari, tentu bukan hal yang sulit untuk mengingat tanda ">" yang artinya lebih dari.