Semakin Ikhlas Semakin Indah
Pernah
merasakan ditinggal mati oleh orang2 yang kita cintai? bisa
orang tua, pasangan hidup, anak, saudara atau siapa pun?
Apa yang
anda rasakan? kesedihan yang tak berkesudahan atau merelakan orang yang kita
cintai kembali ke Sang Pencipta? Rasa kehilangan itu, bersifat individual.
Begitu juga dengan proses untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
Dalam
kedukaan yang pekat ada satu situasi kritis di mana seseorang seperti berada di
tepi jurang. Ada tiga pilihan di situ: diam, mundur, atau melompatinya.
Banyak
orang memilih melompat dan berhasil karena kesadaran yang kuat bahwa hidup
harus dilanjutkan. Untuk sampai pada keputusan itu, prosesnya bergantung pada
pergulatan yang sangat personal dalam diri setiap orang. Yang bisa dikenali
hanya pola, meski dukungan sangat dibutuhkan.
Namun
diakui, teman dan anggota keluarga adalah faktor penting pada masa-masa seperti
itu. Meski demikian, ketergantungan pada teman, sebagaimana pada anggota
keluarga, ada batasnya. Semua orang sibuk, anak- anak kita juga sibuk. Hidup
kita tidak boleh berhenti setelah pemakaman.
Kuncinya
Menerima
Life must
go on……….yang pulang tidak akan kembali. Kita harus ikhlas, karena kita semua memang harus pulang.
Tinggal waktunya saja. Pergulatan batin menuju ikhlas itu berlangsung cukup
lama tergantung tekad kita
Kita
harus segera sadar, untuk apa kita selalu berada dalam kondisi duka . kesedihan
membuat kita meninggalkan orang orang yang mencintai kita, dan membuat mereka
meninggalkan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar